"Selamat datang di darsonmate. Kita akan berbagi pengalaman dan persahabatan. Ok"

Sabtu, 24 Maret 2012

Artikel Penelitian


PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA
BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER
DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME
MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR KELAS VIII
Darsono1), St. Budi Waluya2), Ani Rusilowati3)
1SMP 1 Wonopringgo Kabupaten Pekalongan
2,3Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Semarang

Hp: 081548011660, Email: darsono1969@yahoo.co.id

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah: (1) Menghasilkan perangkat pembelajaran matematika berbasis pendidikan karakter dengan pendekatan konstruktivisme materi bangun ruang sisi datar kelas VIII, (2) Mendeskripsikan pengembangan perangkat pembelajaran matematika tersebut yang valid, efektif, dan praktis. Pengembangkan perangkat pembelajaran menggunakan modifikasi model 4-D (menjadi 3-D) dengan tahap-tahap: Define, Design, dan Develop. Perangkat yang dikembangkan adalah Silabus, RPP, Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), Suplemen Buku Siswa (SBS), CD Pembelajaran, dan Tes Prestasi Belajar (TPB). Subyek penelitian adalah kelas VIII SMP 1 Lebakbarang Kabupaten Pekalongan. Data penelitian diperoleh melalui: (1) lembar validasi, (2) pengamatan nilai karakter dan keterlaksanaan RPP, (3) tes prestasi belajar, dan (4) angket respons guru dan respons peserta didik. Data-data tersebut digunakan untuk mengetahui: (1) kevalidan perangkat; (2) efektivitas pembelajaran berdasarkan ketuntasan nilai karakter, ketuntasan prestasi belajar, adanya pengaruh nilai karakter terhadap prestasi belajar, dan adanya perbedaan prestasi belajar kelas uji coba dan kelas kontrol; dan (3) kepraktisan perangkat berdasarkan keterlaksanaan RPP, respons guru, dan respons peserta didik. Kevalidan perangkat didasarkan pada penilaian ahli. Pada uji coba terbatas, variabel bebas adalah nilai karakter (X) dan variabel terikat prestasi belajar (Y). Analisis deskriptif untuk uji kevalidan dan kepraktisan perangkat. Analisis data dengan uji t satu variabel, uji regresi, dan uji banding untuk uji keefektifan.  Hasil penelitian adalah: 1. Perangkat pembelajaran adalah valid dengan skor rata-rata validitas Silabus 3,84, RPP 3,72, LKPD 3,78, SBS 3,84, CD pembelajaran 3,75, dan TPB 3,80. 2. Pembelajaran efektif ditunjukkan dengan: (1) nilai karakter mencapai “Mulai Berkembang” ≥ 75% peserta didik, (2) prestasi belajar memenuhi KKM dan tuntas klasikal, (3) nilai karakter berpengaruh terhadap prestasi belajar, dan (4) terdapat perbedaan prestasi belajar, prestasi kelas uji coba lebih tinggi dari kelas kontrol. 3. Perangkat pembelajaran praktis ditunjukkan dengan: (1) keterlaksanaan RPP sangat baik, (2) respons guru baik, dan (3) respons peserta didik positif.

Kata Kunci : Perangkat Pembelajaran, Pendidikan Karakter, Konstruktivisme


PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA
BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER
DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME
MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR KELAS VIII
Darsono1), St. Budi Waluya2), Ani Rusilowati3)
1Prodi Dikdas Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Semarang
2,3Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Semarang

Hp: 081548011660, Email: darsono1969@yahoo.co.id

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah: (1) Menghasilkan perangkat pembelajaran matematika berbasis pendidikan karakter dengan pendekatan konstruktivisme materi bangun ruang sisi datar kelas VIII, (2) Mendeskripsikan pengembangan perangkat pembelajaran matematika tersebut yang valid, efektif, dan praktis. Pengembangkan perangkat pembelajaran menggunakan modifikasi model 4-D (menjadi 3-D) dengan tahap-tahap: Define, Design, dan Develop. Perangkat yang dikembangkan adalah Silabus, RPP, Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), Suplemen Buku Siswa (SBS), CD Pembelajaran, dan Tes Prestasi Belajar (TPB). Subyek penelitian adalah kelas VIII SMP 1 Lebakbarang Kabupaten Pekalongan. Data penelitian diperoleh melalui: (1) lembar validasi, (2) pengamatan nilai karakter dan keterlaksanaan RPP, (3) tes prestasi belajar, dan (4) angket respons guru dan respons peserta didik. Data-data tersebut digunakan untuk mengetahui: (1) kevalidan perangkat; (2) efektivitas pembelajaran berdasarkan ketuntasan nilai karakter, ketuntasan prestasi belajar, adanya pengaruh nilai karakter terhadap prestasi belajar, dan adanya perbedaan prestasi belajar kelas uji coba dan kelas kontrol; dan (3) kepraktisan perangkat berdasarkan keterlaksanaan RPP, respons guru, dan respons peserta didik. Kevalidan perangkat didasarkan pada penilaian ahli. Pada uji coba terbatas, variabel bebas adalah nilai karakter (X) dan variabel terikat prestasi belajar (Y). Analisis deskriptif untuk uji kevalidan dan kepraktisan perangkat. Analisis data dengan uji t satu variabel, uji regresi, dan uji banding untuk uji keefektifan.  Hasil penelitian adalah: 1. Perangkat pembelajaran adalah valid dengan skor rata-rata validitas Silabus 3,84, RPP 3,72, LKPD 3,78, SBS 3,84, CD pembelajaran 3,75, dan TPB 3,80. 2. Pembelajaran efektif ditunjukkan dengan: (1) nilai karakter mencapai “Mulai Berkembang” ≥ 75% peserta didik, (2) prestasi belajar memenuhi KKM dan tuntas klasikal, (3) nilai karakter berpengaruh terhadap prestasi belajar, dan (4) terdapat perbedaan prestasi belajar, prestasi kelas uji coba lebih tinggi dari kelas kontrol. 3. Perangkat pembelajaran praktis ditunjukkan dengan: (1) keterlaksanaan RPP sangat baik, (2) respons guru baik, dan (3) respons peserta didik positif.

Kata Kunci : Perangkat Pembelajaran, Pendidikan Karakter, Konstruktivisme

PENDAHULUAN

1
Foerster dalam Koesoema (2010:42) menyatakan, tujuan pendidikan adalah untuk pembentukan karakter yang terwujud dalam kesatuan esensial antara si-subjek dengan perilaku dan sikap hidup yang dimilikinya. Maliki (2010) menyatakan, bahwa pendidikan  nasional diharapkan menjadi institusi pembentuk karakter dan martabat bangsa. Sebagai upaya untuk mencapai tujuan pendidikan adalah dikembangkannya pendidikan karakter di sekolah yaitu pengembangan nilai-nilai karakter pada diri peserta didik (Kemdiknas, 2010: 4). Prinsip dalam pengembangan nilai-nilai karakter adalah proses pendidikan dilakukan peserta didik secara aktif dan menyenangkan. Salah satu pendekatan pembelajaran aktif dalam matematika adalah pendekatan konstruktivisme yang mengutamakan proses bukannya hasil. Agar pembelajaran berbasis pendidikan karakter dengan pendekatan konstruktivisme tersebut dapat terlaksana dengan baik maka perlu dibuat perangkat pembelajaran. Permasalahan dalam penelitian ini adalah (1) bagaimana pengembangan perangkat pembelajaran matematika berbasis pendidikan karakter dengan pendekatan konstruktivisme, (2) apakah perangkat pembelajaran yang disusun valid, (3) apakah pembelajaran matematika dengan menggunakan perangkat yang disusun efektif dan praktis.
Karakter adalah sikap pribadi yang stabil hasil proses konsolidasi secara progresif dan dinamis, integrasi pernyataan dan tindakan (Khan, 2010:1). Nilai-nilai karakter yang dikembangkan, diidentifikasi dari sumber-sumber Agama, Pancasila, Budaya, dan Tujuan Pendidikan Nasional. Nilai karakter yang diteliti pada penelitian ini meliputi nilai karakter kreatif, mandiri, kerja keras, dan rasa ingin tahu. Maliki (2010) menyatakan, ciri-ciri pendidikan yang dianggap bisa membentuk karakter dan kepribadian adalah pendidikan yang pembelajarannya dikemas sedemikian rupa sehingga memungkinkan peserta aktif melibatkan diri dalam keseluruhan proses, baik mental maupun fisik. Proses pembelajaran seperti ini hanya akan terjadi jika dilakukan dengan model pembelajaran interaktif dan berbasis keaktifan. Glaserfeld dalam Marpaung (2006:1) menyebutkan knowledge is constructed by the knower, yang  berarti pengetahuan yang dimiliki seseorang adalah bentukan atau konstruksi dari seseorang itu. Dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme maka diharapkan dapat memfasilitasi pengembangan nilai karakter yang dipilih. Hipotesis dalam penelitian ini adalah (1) perangkat pembelajaran matematika berbasis pendidikan karakter dengan pendekatan konstruktivisme materi bangun ruang sisi datar kelas VIII memenuhi kriteria valid dan (2) pembelajaran dengan menggunakan perangkat yang disusun efektif dan praktis.
Tujuan penelitian adalah (1) menghasilkan perangkat pembelajaran matematika berbasis pendidikan karakter dengan pendekatan konstruktivisme materi bangun ruang sisi datar kelas VIII, (2) Mendeskripsikan pengembangan perangkat pembelajaran matematika tersebut yang valid, efektif, dan praktis. Keefektifan pembelajaran tersebut didasarkan kepada (1) ketuntasan nilai karakter peserta didik, (2) ketuntasan prestasi belajar yang meliputi ketuntasan individual dan ketuntasan klasikal, (3) adanya pengaruh nilai karakter terhadap prestasi belajar, dan (4) adanya perbedaan prestasi belajar kelas uji coba dan kelas kontrol. Kepraktisan pembelajaran didasarkan kepada (1) keterlaksanaan RPP dalam mengelola pembelajaran mencapai kriteria sangat baik, (2) guru memberikan respons baik, dan (3) sekurang-kurangnya 80% peserta didik memberikan respons positif. 

METODE PENELITIAN
Pengembangan perangkat pembelajaran mengacu kepada model Thiagarajan, Semmel dan Semmel yang dikenal dengan model 4-D Model. Karena keterbatasan peneliti, maka dimodifikasi menjadi 3 tahap yaitu: (1) Pendefinisian, (2) Perancangan, dan (3) Pengembangan. Pada uji coba perangkat dilaksanakan dengan menggunakan true eksperimental design. Penelitian dilaksanakan di SMP N 1 Lebakbarang Kabupaten Pekalongan kelas VIII. Pembelajaran pada kelas uji coba menggunakan perangkat yang dikembangkan, sedangkan pada kelas kontrol dilaksanakan secara konvensional menggunakan metode ekspositori. Pada saat pembelajaran di kelas uji coba dilakukan pengamatan keterlaksanaan RPP dan penanaman nilai-nilai karakter yang dikembangkan. Setelah pembelajaran  kedua kelas diadakan tes prestasi belajar dengan menggunakan naskah soal yang sama.
Instrumen penelitian yang digunakan meliputi (1) Lembar penilaian validator terhadap perangkat yang dikembangkan yaitu Silabus, RPP, LKPD, SBS, CD Pembalajaran, dan TPB, (2) Lembar pengamatan nilai karakter yang dipilih, (3) Lembar pengamatan keterlaksanaan RPP, (4) Lembar angket respons guru, (5) Lembar angket respons peserta didik, dan (6) Tes Prestasi Belajar (TPB). Naskah soal TPB selain divalidasi ahli juga dilakukan uji coba naskah soal. Berdasarkan hasil uji coba dilakukan analisis butir soal yang meliputi validitas, reliabilitas, daya pembeda soal, dan tingkat kesukaran butir soal.
Data yang diperoleh adalah data penilaian validator terhadap perangkat pembelajaran, nilai-nilai karakter peserta didik, keterlaksanaan RPP, respons guru, respons peserta didik, dan prestasi belajar. Hasil penilaian validator dipergunanakan sebagai dasar untuk merevisi perangkat sebelum diujicobakan dan mengetahui kevalidan perangkat yang disusun. Dari hasil pengamatan nilai-nilai karakter disimpulkan tentang pencapaian nilai karakter berupa pernyataan kualitatif yaitu belum terlihat (BT), mulai terlihat (MT), mulai berkembang (MB), dan membudaya (MK) (Kemdiknas, 2010:23). Untuk mengetahui ketuntasan belajar peserta didik, nilai tes prestasi belajar setiap peserta dibandingkan dengan nilai KKM yaitu 65. Prestasi belajar disebut tuntas klasikal apabila sekurang-kurangnya 75% dari jumlah peserta didik telah tuntas belajar. Untuk menguji apakah peserta didik tuntas belajar digunakan uji proporsi. Hasil belajar tiap peserta didik dikatakan tuntas dari segi hasil, menurut Mulyasa (2009: 218) adalah seluruh atau setidaknya 75% peserta didik mencapai KKM. Analisis regresi digunakan untuk mengetahui pengaruh nilai-nilai karakter terhadap prestasi belajar. Uji perbedaan atau uji t, dilakukan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar antara kelas uji coba  dan kelas kontrol. Sebagai dasar untuk memilih rumus uji t yang tepat maka dilakukan uji kesamaan varian. Pengujian  hipotesis dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 17. H0 diterima jika sig > 0,05 (Agung, 2010:122). Terhadap data keterlaksanaan RPP, respons guru dan respons peserta didik dilakukan analisis diskriptif untuk mengetahui kepraktisan perangkat pembelajaran.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Rekapitulasi hasil penilaian validator terhadap perangkat yang disusun dapat dilihat pada Tabel 1. Skor rata-rata penilaian lima validator terhadap silabus adalah 3,84, RPP 3,73, LKPD 3,78, SBS 3,84, CD Pembelajaran 3,75, dan TPB 3,80 (masing-masing dari skor tertinggi 4) atau termasuk pada kategori “sangat baik”. Simpulan yang diberikan validator adalah perangkat bisa dipergunakan dengan sedikit revisi.
Tabel 1 Hasil penilaian validator terhadap perangkat pembelajaran
No.
Perangkat Pembelajaran
Skor Rata-rata
Kriteria
1.
Silabus
3,84
Sangat baik
2.
RPP
3,73
Sangat baik
3.
LKPD
3,78
Sangat baik
4.
SBS
3,84
Sangat baik
5.
CD Pembelajaran
3,75
Sangat baik
6.
TPB
3,80
Sangat baik

Perangkat pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah valid. Hal ini ditunjukkan dengan rata-rata skor penilaian lima validator terhadap setiap perangkat yang dikembangkan adalah pada kriteria “sangat baik” dan validator memberikan rekomendasi untuk dipakai dengan sedikit revisi. Sejalan dengan pendapat Harjanto (1997 : 288), bahwa sebelum digunakan dalam kegiatan pembelajaran hendaknya perangkat pembelajaran telah mempunyai status “valid/baik”, dan untuk mencapai validitas perangkat pembelajaran perlu melalui proses validasi. Perangkat pembelajaran juga dikembangkan dengan berdasarkan pedoman penyusunan perangkat pembelajaran dan landasan teori tertentu.
Rekapitulasi hasil pengamatan terhadap nilai-nilai karakter dapat dilihat pada Tabel 2. Hasil pengamatan terhadap 36 peserta didik diperoleh data 17 % pada kategori belum terlihat (BT), 78 % pada kategori mulai berkembang (MB), dan 6 % pada kategori membudaya (MK). Banyak peserta didik yang mencapai tingkat sekurang-kurangnya MB adalah 30 peserta didik atau 84%, dengan demikian pengembangan nilai-nilai karakter mencapai kriteria yang ditetapkan yaitu sekurang-kurangnya 75% mencapai tingkat MB.
Tabel 2 Rekapitulasi hasil observasi terhadap nilai karakter
No.
Rata-rata Skor
Kategori
Banyak
Persentase
1.
1,00 ≤ rata-rata ≤  1,75
BT (Belum Terlihat)
0
0
2.
1,75 < rata-rata ≤ 2,50
MT (Mulai terlihat)
6
17
3.
2,50 < rata-rata ≤ 3,25
MB (Mulai Berkembang)
28
78
4.
3,25 < rata-rata ≤4,00
MK (Membudaya)
2
6
Jumlah
36
100

Hasil pengamatan terhadap nilai karakter menunjukkan keberhasilan penanaman nilai karakter pada diri peserta didik yang meliputi nilai-nilai kreatif, mandiri, kerja keras, dan rasa ingin tahu. Pada pendekatan konstruktivisme, peserta didik diarahkan untuk menemukan sendiri konsep berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya. Dengan bahan ajar berupa LKPD dan media CD pembelajaran, merupakan upaya penyediaan fasilitas dan akan mendorong timbulnya banyak pertanyaan, tanggung jawab, dan kemandirian. Dengan pembelajaran menggunakan pendekatan konstruktivisme dan media CD pembelajaran dapat meningkatkan kreativitas dan keaktifan peserta didik. Sesuai pendapat Bruner dalam Hudojo (1998: 56) bahwa dalam belajar, peserta didik haruslah terlihat aktif mentalnya yang dapat diperlihatkan keaktifan fisiknya. Dalam pendekatan konstruktivisme juga menghindari terjadinya pembelajaran yang indoktrinasi, yang menghambat perkembangan kemandirian.  Proses pendidikan yang tidak mengembangkan demokratisasi dan cenderung menekankan indoktrinasi tanpa argumentasi akan menghambat perkembangan kemandirian (Asrori, 2007:138).
Berdasarkan hasil tes prestasi belajar kelas uji coba sebanyak 36 peserta didik, 32 atau 89% telah mencapai KKM.  Jadi di kelas uji coba telah mencapai ketuntasan belajar klasikal yaitu sekurang-kurangnya 75% mencapai KKM. Terhadap hasil tes prestasi belajar dilakukan uji ketuntasan belajar dengan KKM = 65. Berdasarkan Output One-Sample Test, diperoleh nilai signifikansi (sig) 0,001 = 0,1%, ini berarti nilai sig < 5%. Dengan demikian hipotesis nol (H0) diterima, artinya peserta didik telah mencapai ketuntasan belajar. Dari uji proporsi dengan = 75%, diperoleh nilai z hitung = 1,92. Dari daftar normal baku dengan α = 0,05 didapat z0,45 = 1,64. Jadi nilai z hitung ≥ z0,45, berarti proporsi peserta didik yang mencapai KKM adalah 75%.
Tercapainya ketuntasan belajar ini menunjukkan keberhasilan pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme dan berbantuan CD pembelajaran. Bahbahani (2006) menyatakan, penggunaan variasi konstruktivis dalam pembelajaran mempengaruhi prestasi, motivasi dan aktualisasi diri peserta didik. Dengan pendekatan konstruktivisme, peserta didik membangun sendiri secara aktif pengetahuannya. Peserta didik memahami materi pelajaran dengan proses asimilasi dan akomodasi, bukannya sekedar menghafal rumus-rumus. Cobb dalam Suherman (2003:76) mengatakan dari perspektif konstruktivisme, belajar matematika bukanlah suatu proses “pengepakan” pengetahuan secara hati-hati, melainkan tentang mengorganisir aktivitas, di mana kegiatan diinterpretasikan secara luas termasuk aktivitas dan berpikir konseptual. Dalam membangun pengetahuannya, dilakukan secara kolaboratif dengan bekerja kelompok berdiskusi menyelesaikan LKPD. Para ahli konstrukivisme mengatakan bahwa ketika peserta didik menyelesaikan tugas-tugas di kelas, maka pengetahuan matematika dikonstruksi secara aktif. Hal ini didukung pernyataan Suherman (2010), bahwa pembelajaran pada hakekatnya adalah konstruktivisme, karena pembelajaran adalah aktivitas siswa yang sifatnya proaktif dan reaktif dalam membangun pengetahuan. Hal lain yang mendukung tercapainya ketuntasan belajar adalah penggunaan CD pembelajaran. Dengan tayangan audiovisual, mampu merebut lebih banyak saluran masuknya pesan-pesan atau informasi. Dale dalam Ihsan (2006) memberikan penekanan terhadap pentingnya media dalam pembelajaran, yaitu semakin banyak indera yang dimanfaatkan oleh peserta didik, semakin baik retensi (daya ingat) yang dialami.
Dari hasil pengamatan nilai karakter dan hasil tes prestasi belajar kelas uji coba dilakukan uji pengaruh nilai karakter terhadap prestasi belajar. Pada tabel  Output Analisis of Varians diperoleh nilai sig = 0,000 < 0,05, jadi persamaan adalah linear. Sehingga model regresi dapat dipakai untuk memprediksi prestasi belajar. Berdasarkan Output Coefficients diperoleh persamaan regresinya adalah Y = -27,138 + 38,297 X. Berdasarkan tabel Model Summary, diperoleh bahwa nilai R Square = 0,363 = 36,3%, artinya variabel nilai karakter memberi kontribusi terhadap prestasi belajar sebesar 36,3%, sisanya 63,7% dipengaruhi faktor lain.
Peran guru dalam pembelajaran adalah sebagi fasilitator yang memberikan bantuan pada saat diperlukan saja. Bantuan tersebut berupa petunjuk, peringatan, dorongan, dan menguraikan masalah ke dalam bentuk lain yang memungkinkan peserta didik mandiri. Sejalan dengan teori belajar Vygotsky tentang scafolding, yang berarti memberikan kepada peserta didik sejumlah besar bantuan selama tahap-tahap awal pembelajaran dan kemudian mengurangi bantuan tersebut dan memberikan kesempatan peserta didik mengambil alih tanggung jawab secara kreatif dan mandiri. Dengan penanaman nilai karakter akan meningkatkan motivasi peserta didik dalam meraih prestasi belajar. Hal ini didukung pernyataan Berkowitz dan Bier (2006) yang menunjukkan peningkatan motivasi peserta didik di sekolah dalam meraih prestasi akademik pada sekolah yang menerapkan pendidikan karakter. Dick dan Carey (dalam Uno, 2009: 6)  menyatakan bahwa proses pembelajaran akan lebih berhasil apabila peserta didik secara aktif melakukan latihan secara langsung dan relevan dengan tujun pembelajaran. Penerapan pendekatan konstruktivisme berbantuan CD pembelajaran dalam penelitian ini telah menunjukkan peningkatan keaktifan yang berpengaruh langsung terhadap prestasi belajar. Hal ini sejalan dengan pernyataan Vygotsky (2002), bahwa proses belajar tidak dapat dipisahkan dari aksi (aktivitas) dan interaksi, karena persepsi dan aktivitas berjalan seiring secara dialogis.
Terhadap data hasil tes prestasi belajar dilakukan uji beda. Berdasarkan tabel Output Independent Samples Test pada deretan equal variances assumed nilai sig.(2-tailed) = 0,007 < 5%, dengan demikian H0 ditolak, artinya terdapat perbedaan prestasi belajar kelas uji coba dan prestasi belajar kelas kontrol. Berdasarkan tabel Output Group Statistics terlihat rata-rata nilai kelas uji coba = 72,84 dan rata-rata nilai kelas kontrol = 65,12. Berarti terdapat perbedaan prestasi belajar dan kelas uji coba lebih tinggi prestasi belajarnya dibandingkan kelas kontrol.
Pembelajaran pada kelas uji coba dipersiapkan dengan penyusunan perangkat pembelajaran yang dinyatakan baik menurut penilaian ahli. Perangkat pembelajaran disusun untuk mengarahkan peserta didik menemukan atau membangun sendiri pengetahuannya. Bruner dalam Dahar (1996) menyatakan, dengan belajar penemuan, pengetahuan yang diperoleh akan lebih lama diingat oleh siswa. Melalui pendekatan yang diterapkan dan media yang digunakan, juga dapat meningkatkan keaktifan dan keaktifan tersebut berpengaruh positif terhadap prestasi belajar. Penggunaan teknologi komputer berupa CD pembelajaran juga meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilaksanakan. Sejalan dengan pernyatan Suherman (2003: 283) bahwa beberapa penelitian  menemukan bukti yang kuat bahwa pemberdayaan teknologi dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Sedangkan pada pembelajaran konvensional dengan metode ekspositori, guru menjelaskan secara klasikal dan peserta didik diam mendengarkan penjelasan guru.
Keterlaksanan RPP dalam mengelola pembelajaran memenuhi kriteria sangat baik. Dari empat kali pertemuan nilai rata-rata  keterlaksanan RPP adalah 3,35. Hal ini menunjukkan bahwa RPP dan perangkat pembelajaran lainnya yang dikembangkan dapat dilaksanakan dengan baik di dalam kelas.  Perangkat pembelajaran yang dikembangkan telah melalui tahap-tahap pengembangan sesuai dengan model tertentu. Sebelum diujicobakan, perangkat tersebut telah dilakukan penilaian oleh ahli dan dilakukan revisi berdasarkan saran para ahli tersebut. Jadi perangkat pembelajaran yang diujicobakan merupakan perangkat yang baik.
Rata-rata nilai respons guru secara keseluruhan adalah 3,64 dengan kriteria sangat baik. Guru menyatakan perasaan sangat senang dengan suasana pembelajaran dan perangkat pembelajaran yang dikembangkan. Guru menyadari bahwa sebelumnya hanya melaksanakan pembelajaran konvensional secara ekspositori. Persentase peserta didik yang memberikan respons positif terhadap suasana pembelajaran, perangkat pembelajaran dan cara guru mengajar adalah 92 %. Peserta didik merasa senang dan bersemangat karena adanya komunikasi dua arah yang diakibatkan oleh penggunaan media CD pembelajaran (Sutjiono, 2005 : 83). Hasil ini juga sejalan dengan pernyataan Kariadinata (2010), bahwa guru harus dapat menciptakan suatu pembelajaran yang berpotensi menciptakan suasana belajar mandiri, serta membawa kelas mampu memikat dan menarik siswa untuk belajar dalam suasana yang menyenangkan, dan hal tersebut dapat dilakukan dengan mengintegrasikan teknologi dalam proses pembelajaran.

KESIMPULAN
Simpulan penelitian ini adalah: 1. Perangkat pembelajaran adalah valid dengan skor rata-rata validitas Silabus 3,84, RPP 3,72, LKPD 3,78, SBS 3,84, CD pembelajaran 3,75, dan TPB 3,80. 2. Pembelajaran efektif ditunjukkan dengan: (1) hasil pengamatan terhadap nilai-nilai karakter memenuhi kriteria sekurang-kurangnya 75% mencapai tingkat mulai berkembang (MB), (2) prestasi belajar peserta didik memenuhi kriteria yaitu sekurang-kurangnya 75% mencapai KKM dan berdasarkan uji proporsi peserta didik yang mencapai KKM adalah 75%, (3) keaktifan peserta didik berpengaruh terhadap prestasi belajar persamaan regresinya adalah Y = -27,138 + 38,297 X dan besar kontribusi variabel keaktifan terhadap prestasi belajar adalah 36,3%, dan (4) terdapat perbedaan prestasi belajar kelas uji coba perangkat dan prestasi belajar kelas ekspositori yaitu prestasi belajar kelas uji coba dengan nilai rata-rata = 72,84 lebih baik dibanding prestasi belajar kelas ekspositori dengan nilai rata-rata 65,12. 3. Perangkat pembelajaran praktis ditunjukkan dengan: (1) skor rata-rata keterlaksanaan RPP dalam mengelola pembelajaran adalah 3,35 (dari skor tertinggi 4), memenuhi kriteria sekurang-kurangnya baik, (2) Rata-rata skor respons guru yang diberikan oleh guru model secara keseluruhan adalah 3,64 (dari skor tertinggi 4) dengan kriteria sangat baik, dan (3) persentase peserta didik yang memberikan respons positif terhadap suasana pembelajaran, perangkat pembelajaran dan cara guru mengajar adalah 92%.

DAFTAR PUSTAKA
Agung, W. 2010. Panduan SPSS 17.0 Untuk Mengolah penelitian Kuantitatif. Jogjakarta : Garalmu.
Asrori, M. 2007. Psikologi Pembelajaran. Bandung : CV Wacana Prima.
Bahbahani, K. 2006. Inside Look : An Interior Portrait of Constructivist Teachers. The Constructivist, 17 (1), Kelowna : British Columbia http://www./odu.edu/act/journal /vol17no1/bahbahani.pdf (12 Desember 2009).
Berkowitz, M.W. dan Bier, M.C. 2006. What Works In Character Education:A research-driven guide for educators.Character Education Partnership. University of Missouri-St. Louis. http://www.rucharacter.org/file/ practitioners 518.pdf (20 Desember 2010)
Dahar, W.R. 1989. Teori-Teori Belajar. Jakarta : Erlangga.
Harjanto. 1997. Perencanaan Pengajaran. Jakarta : Rineka Ilmu.
Hudojo, H. 1988. Mengajar Belajar Matematika. Jakarta : Dirjen Dikti.
Ihsan, M. 2006.  Prinsip Pengembangan Media Pendidikan – Sebuah Pengantar. Jurnal Pendidikan. http://teknologipendidikan.wordpress.com /2006/03/21/ prinsip-pengembangan-media-pendidikan/ (22 Des.  2009).
Kariadinata, R. 2010. Penerapan Pembelajaran Berbasis teknologi Multimedia. Edukare : Jurnal Pendidikan dan Budaya. http://educare.e-fkipunla.net. (15 Januari 2010).
Kemdiknas. 2010. Pembinaan Karakter Di Sekolah Menengah Pertama. Jakarta : Kemdiknas.
Khan, Y. 2010. Pendidikan Karakter Berbasis Potensi Diri. Mendongkrak Kualitaas Pendidikan. Semarang : Pelangi Publising.
Koesoema, D. 2010. Pendidikan Karakter. Strategi Mendidik Anak di Zaman Global. Jakarta :  PT Gramedia.
Maliki, Z. 2010. Pendidikan Karakter: Menuju Pemenuhan Kebutuhan SDM berkepribadian kompleks.Makalah. (15 Pebruari 2010).
Marpaung, Y. 2006. Pendekatan Multikultural Dalam Pembelajaran Matematika, Makalah dipresentasikan Pada Seminar Nasional MIPA. UNNES Semarang.
Mulyasa, H.E. 2009. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah). Jakarta : Bumi Aksara.
Suherman, E, dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.
Sutjiono, T.W. 2005. Pendayagunaan Media Pembelajaran. Jurnal Penelitian. Penabur-No.04/Th.IV/Juli 2005. 
Uno, HB. 2009. Model Pembelajaran, Menciptakan Proses belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Vygotsky. 2002. Characteristics of Constructivist Learning and Teaching. http:www.stemnet.nf.ca (26 Juli 2010).


1 komentar:

  1. Ass. Selamat Malam Pak Dar. Saya sdh membaca artikel njenengan. Majukan terus pendidikan Indonesia dari diri sendiri. Dari P.Marno Slawi

    BalasHapus